Salah Langkah, Strategi Koalisi PDI-P Bisa Bubar

»,,, || Leave a comments

Salah Langkah, Strategi Koalisi PDI-P Bisa Bubar

Berkaca dari hasil hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) harus berkoalisi untuk mengusung Joko Widodo sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden 2014. Quick count menunjukkan, perolehan suara PDI-P berada di kisaran 19 persen. Angka ini jauh dari yang ditargetkan, 27 persen suara. Syarat mengusung capres, 20 persen kursi di parlemen atau 25 persen suara sah nasional. 

Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada Arie Sudjito mengatakan, PDI-P harus lebih cermat mengambil keputusan terkait koalisi. Jika salah mengambil langkah, maka kemenangan tak akan diraih di arena Pilpres.

"Tantangannya sekarang ada di PDI-P bagaimana kemampuan membangun koalisi di pilpres. Mau enggak mau, wajib berkoalisi," kata Arie Sudjito, saat dihubungi, Jumat (11/4/2014).

Koalisi yang dibangun, kata Arie, harus dilakukan dengan partai yang memiliki kesamaan platform. Hal ini akan memudahkan roda pemerintahan yang dibangun sejalan dengan dukungan dari parlemen ketika nantinya memenangkan pertarungan.

Arie menambahkan, gerak PDI-P dalam membangun koalisi bisa lebih mudah seandainya perolehan suara di pemilu legislatif dapat menembus jauh di atas 20 persen. Akan tetapi, mejelang pemilu, PDI-P dinilainya telat memanfaatkan figur Joko Widodo.

"Ini karena telat mengkapitalisasi Jokowi. Kalau sudah begini, PDI-P harus tetap kompak, jangan bertubrukan, dan jangan terjebak permainan lawan," kata Arie.

Seperti diberitakan, PDI-P berada di posisi teratas hitung cepat Pemilu Legislatif 2014 dengan perolehan suara di kisaran 18 sampai 20 persen. Angka ini jauh dari target 27,02 persen. Sejumlah kalangan menilai, PDI-P tak berhasil memenuhi target karena tak mampu memaksimalkan "Jokowi Effect". Salah satu penyebabnya, PDI-P dianggap terlambat menetapkan Joko Widodo sebagai bakal calon presiden.

Setelah pemilu legislatif, PDI-P langsung melakukan evaluasi internal dan startegi koalisi. Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Tjahjo Kumolo dan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani ditunjuk sebagai ujung tombak dalam melakukan komunikasi politik dengan sejumlah parpol. Sampai saat ini, elite-elite PDI-P telah menjalin komunikasi dengan elite partai lainnya, antara lain Ketua Umum DPP PAN Hatta Rajasa, Ketua Umum DPP Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan, dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
$[ 0 comments Untuk Artikel Salah Langkah, Strategi Koalisi PDI-P Bisa Bubar]$

Post a Comment

 
|January»|»February»|»March»|»April»|»May»|»June»|»July»|»August»|»September»|»October»|»November»|»December|