Tersandung Korupsi, Golkar Lebih Solid Ketimbang Demokrat
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Adjie Alfaraby menilai ada perbedaan antara Partai Demokrat dan Partai Golkar, saat tersandung kasus korupsi. Dia menilai Partai Golkar lebih berpengalaman dalam meredam isu korupsi, yang tengah melilit kadernya."Selain korupsi banyak konflik internal mencuat di publik, fraksi-fraksi Partai Demokrat mencuat ke publik menjadi satu pandangan negatif oleh publik, Demokrat tidak solid, saling menyerang sesama internal, sedangkan Partai Golkar jauh lebih solid daripada demokrat, misalnya kasus Zulkarnain Jabar mencuat ke publik langsung direspon secara cepat dan dinonaktifkan," ujar Adjie saat ditemui Okezone di Jakarta, Rabu (18/12/2013).
Selain itu, kata dia, partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu menjadikan sang koruptor sebagai tumbal. "Demokrat lamban merespon itu dan kemudian menjadi pemberitaan yang cukup masif, kalau tegas ini bisa minimalisir tingkat kerusakan disana," ungkapnya..
Ditambahkannya, semua itu partai bernomor urut lima itu harus kerja keras untuk mendongkrat elektabiltasnya menjelang Pemilu 2014 mendatang. "Sebelum menuju ke titik kehancuran partai Golkar harus banyak berbenah," pungkas Adjie.
Sebelumnya Atut resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus penanganan sengketa Pemilihan Kepala Daerah di Mahkamah Konstitusi semasa dipimpin Akil Mochtar, Selasa 17 Desember lalu.
Ketua KPK, Abraham Samad, mengatakan berdasarkan hasil gelar perkara pada Kamis, 12 Desember 2013, ditemukan lebih dari dua alat bukti keterlibatan Atut dalam pemberian Rp1 miliar kepada Akil Mochtar terkait sengketa Pilkada Lebak, Banten.
"Dalam ekspose telah disepakati telah ditemukan lebih dari dua alat bukti menetapkan atau meningkatkan status penyelidikan ke penyidikan Ratu Atut Chosiyah sebagai tersangka pemberian berkaitan dengan sengketa Pilkada Lebak Banten," kata Abraham di kantornya, Jakarta Selatan.
Post a Comment