JK Siap Bersaksi di Persidangan Kasus Century

JK Siap Bersaksi di Persidangan Kasus Century

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan kesiapannya bersaksi dalam persidangan kasus dugaan korupsi bail out Bank Century. JK akan bersaksi pada tanggal 8 Mei mendatang.

"Saya bersedia. Nanti tanggal 8 (Mei)," ujar JK usai acara peluncuran identitas baru sebuah stasiun televisi nasional di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (3/5/2014).

JK menuturkan dia hanya akan menjelaskan apa yang diketahuinya. Menurut JK, dia mengetahui soal pencairan dana talangan Bank Century pada tanggal 25 November 2008. "Itu empat hari setelah bail out. Tapi itu sudah terjadi," katanya.

Setelah mengetahui adanya dana bail out sebesar Rp 6,7 triliun untuk Bank Century, JK pun terkejut. Menurutnya, hal ini tidak sesuai dengan aturan.

"Saya merasa itu tidak sesuai. Aturannya tidak boleh ada penjaminan full. Yang terjadi hanya izinnya saja penjaminan terbatas," imbuh Ketua Umum Palang Merah Indonesia ini.

Seperti diberitakan, jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil Wakil Presiden RI periode 2004-2009 Jusuf Kalla untuk bersaksi dalam sidang kasus dugaan korupsi Bank Century di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (5/4/2014).

JK diminta bersaksi untuk terdakwa mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Budi Mulya. Dalam kasus ini, JK turut dilaporkan oleh Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur BI saat itu Boediono terkait penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik.

Dalam kesaksiannya hari ini, Sri Mulyani mengaku juga melaporkannya kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui pesan singkat yang diteruskan ke JK. Laporan melalui pesan singkat itu dilakukan pada 24 November 2008 setelah dilakukan rapat KSSK dengan pihak BI dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Dalam rapat tersebut diputuskan penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik. Kemudian, keesokan harinya, pada 25 November 2008, Sri Mulyani dan Boediono menemui JK yang saat itu menjabat wakil presiden RI.

Sebelumnya jaksa penuntut umum KPK juga telah memanggil Wakil Presiden RI Boediono. Boediono sudah menyatakan bisa hadir di persidangan pada Jumat (9/5/2014).