Pasukan Kurdi Menanti Persenjataan yang Dijanjikan AS
Para pejuang Kurdi menduduki puncak bukit dekat kota Ain Zala di wilayah utara Irak memandangi kota Zumar di kejauhan dengan menggunakan teropong.Kota Zumar yang dulu dihuni 15.000 orang, kini diduduki Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), yang kini diperangi pasukan Kurdi yang dikenal dengan nama Peshmerga.
Namun, laju Peshmerga menuju kota itu terhambat bom yang ditanam di jalanan serta para penembak jitu ISIS. Selain itu, Peshmerga juga tengah menanti bantuan senjata yang dijanjikan AS dan Barat.
Tugas utama pasukan Kurdi di Ain Zala adalah mengawasi pergerakan pasukan ISIS agar mereka tidak mencuri minyak dari tempat penyimpanan dan menjualnya ke pasar gelap.
Pasukan Peshmerga memiliki banyak masalah selain menipisnya persenjataan dan amunisi. Pasukan Kurdi ini kurang berpengalaman dalam pertempuran dan memiliki garis depan yang sangat luas untuk dipertahankan setelah mereka memasuki wilayah yang ditinggalkan pasukan Irak.
Saat Peshmerga didesak mundur ke arah ibu kota Kurdi, Arbil oleh ISIS bulan lalu, AS kemudian melakukan serangan udara untuk mendukung mereka. Tak hanya itu AS juga menjanjikan bantuan senjata dan amunisi untuk pasukan Kurdi.
Mayor Jenderal Mussa Gardi, yang memimpin pasukan Peshmerga di Ain Zala, mengatakan pasukannya belum mendapatkan bantuan senjata yang dijanjikan itu. Dia juga mengkritik lambatnya keputusan untuk mempersenjatai pasukan Kurdi.
"Jika AS dan pemerintah Perancis membantu kami dengan senjata maka kami bisa membantu pemerintah Irak. Situasi ini tak akan pernah terjadi jika ISIS tak merebut wilayah ini," ujar Gardi.
Sementara itu, pemerintah Irak sudah mendapatkan bantuan uang puluhan miliar dolar dalam bentuk persenjataan dari AS. Sayangnya hal serupa tak dirasakan pasukan Kurdi.
"Pemerintah AS meyakini Peshmerga tidak termasuk ke dalam militer federal Irak sehingga hanya bisa dipersenjatai dengan persenjataan ringan, artileri ringan dan tidak ada senjata pertahanan udara," kata Michael Knights, peneliti di Institut Kebijakan Timur Dekat Washington.
Di tengah perjalanan menuju Ain Zala, yang melintasi sebuah danau dan perbukitan, suasana terasa tenang namun masih terlihat sisa-sisa konflik bersenjata. Sebuah pos penjagaan yang kini berisi para pejuang Peshmerga masih dicat dengan motif bendera hitam ISIS. Namun kini warna bendera ISIS itu sudah ditimpa dengan berbagai tulisan.
Jenderal Gardi mengatakan ISIS awalnya menyerbu wilayah itu yang terdiri atas desa-desa Kurdi dan Arab. ISIS merebut wilayah itu tanpa perlawanan karena penduduk desa memilih kabur menghindari ISIS.
Penduduk Kurdi sudah mulai kembali setelah Peshmerga merebut kembali wilayah itu. Gardi mengatakan warga Arab juga diperkenankan kembali. Namun mereka yang bekerja sama dengan ISIS akan diadili.
Post a Comment