Mengapa Robert O'Neill, Si Pembunuh Osama, Ungkap Identitasnya?
Robert O'Neill, anggota Navy Seal, pasukan khusus Angkatan Laut AS, yang melepaskan tembakan yang menewaskan Osama bin Laden, merupakan prajurit veteran yang meraih banyak penghargaan dalam perang di Irak dan Afganistan. Setelah menembak mati Osama, O'Neill selama berbulan-bulan menderita terkait apakah dia harus mengungkapkan kepada publik perannya dalam salah satu operasi pasukan komando yang paling banyak dibicarakan dalam sejarah AS itu.O'Neill (38 tahun), asal Montana, berada di bagian depan pasukan komando AS yang menyerbu kompleks persembunyian Osama bin Laden, pemimpin jaringan teroris Al Qaeda, di Pakistan, pada 2 Mei 2011.
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, O'Neill memastikan kepada harian The Washington Post bahwa dia melepaskan tembakan mematikan yang menerjang tepat di dahi Osama. Dia juga mengakui bahwa sejumlah tembakan dilepaskan oleh setidaknya dua anggota tim Seal lainnya, termasuk Matt Bissonnette, yang terkenal karena mengisahkan serangan itu dalam buku No Easy Day.
O'Neill sedang bersiap untuk mengungkapkan ceritanya kepada publik. Minggu depan, dia akan membeberkan hal itu dalam sebuah wawancara di Fox News dan The Washington Post. Namun, identitasnya telah diungkapkan lebih dulu oleh situs web SOFREP, yang dioperasikan mantan anggota Seal, sebagai protes atas keputusan O'Neill karena mengungkapkan perannya dalam misi tersebut.
The Post melaporkan pada Kamis (6/11/2014), dalam beberapa kali pertemuan dengan harian itu, O'Neill mengatakan, dia memutuskan untuk muncul ke publik setelah yakin bahwa identitasnya akan segera dibocorkan oleh orang-orang lain. Dia mengatakan, apa yang tadinya merupakan sebuah rahasia yang dijaga ketat kini telah menyebar luas di kalangan militer dan diketahui oleh anggota Kongres serta setidaknya dua organisasi media.
Keputusannya untuk segera membuka indentitasnya itu juga memicu kemarahan di kalangan rekan-rekannya. Dalam sebuah surat bertanggal 31 Oktober kepada jajaran Naval Special Warfare, BL Losey, seorang komandan, dan ML Magaraci, kepala pasukan, menekankan bahwa prinsip "penting" profesi mereka, yaitu "Tidak mengiklankan sifat pekerjaan saya maupun mencari pengakuan dari tindakan saya."
O'Neill mengatakan kepada The Post bahwa dirinya memastikan keputusannya untuk muncul ke publik setelah sebuah pertemuan pribadi dengan anggota keluarga para korban 11 September 2001, serangan terhadap New York World Trade Center (WTC). Dalam sebuah pertemuan yang emosional dengan anggota keluarga para korban sebelum pembukaan National September 11 Memorial Museum, mantan anggota Seal itu memutuskan secara spontan untuk berbicara tentang bagaimana Osama akhirnya menemui ajalnya.
"Keluarga-keluarga itu mengatakan kepada saya bahwa hal itu membantu mereka mendapatkan sedikit kelegaan," kata O'Neill. The Post melaporkan bahwa identitas O'Neill sebagai penembak mati Osama secara independen dibenarkan oleh dua anggota tim Seal yang lain.
O'Neill sebelumnya telah menceritakan pengalamannya kepada wartawan Phil Bronstein. Bronstein kemudian menulis laporannya dalam sebuah artikel di majalah Esquire pada Februari 2013. Berdasarkan kesepakatan dengan Esquire, dalam artikel itu dia hanya disebut sebagai "si penembak". Ketika itu, dia menggambarkan gerak maju ke kompleks Osama di Abbottabad, Pakistan, bersama lima anggota Seal lainnya, yang akhirnya mencapai lantai tiga, di mana Osama tinggal bersama para istrinya.
Saat anggota tim lainnya menyisir di kamar-kamar yang lain, O'Neill menemukan dirinya berada di posisi nomor 2, di belakang pemimpin regu, dalam serbuan pamungkas ke kamar tidur Osama. Ketika Osama sekelebat muncul di pintu, anggota Seal di bagian depan melepaskan tembakan, tetapi tampaknya meleset.
"Saya menyusulnya ke dalam ruangan itu, tepat di dalam pintu," kenang O'Neill. "Osama ada, berdiri di sana. Tangannya berada di bahu seorang perempuan dan mendorong perempuan itu ke depan."
Walau ruangan itu gelap, O'Neill bisa melihat dengan jelas sosok Osama karena prajurit itu memakai teropong khusus untuk malam hari. "Pada saat itu, saya menembaknya, dua kali di dahi," kata O'Neill seperti dikutip dalam artikel Esquire itu. "Bap! Bap! Tembakan kedua, saat dia sedang roboh. Dia jatuh ke lantai di depan tempat tidurnya dan saya menembaknya lagi."
O'Neill mengatakan kepada The Post bahwa Osama jelas tewas seketika karena tengkorak kepalanya terbelah oleh peluru pertama.
Saat penyerbuan itu, O'Neill sudah hampir 15 tahun menjadi anggota Seal. Dia bahkan mendapatkan tempat di satuan elite yang dikenal sebagai Seal Team 6. Dia juga bertugas dalam sejumlah misi terkenal lainnya, termasuk dalam penyelamatan kapten kapal dagang antara negara Richard Phillips dari para bajak laut di lepas pantai Somalia tahun 2009. Kisah penyelamatan itu kemudian diangkat ke layar lebar dalam film produksi Hollywood tahun 2013 berjudul Captain Phillips.
Berdasarkan pengakuang O'Neill, walau sejumlah misi lain mungkin lebih berbahaya, penyergapan di kompleks Osama adalah untuk pertama kalinya dia merasa yakin bahwa dirinya mungkin akan tewas. Para anggota Seal menduga bahwa kompleks Osama dijaga ketat dan dipenuhi jebakan untuk menangkal serangan
"Saya tidak berpikir saya akan selamat," ungkapnya.
Post a Comment