Dua Polwan Akan Bantu Evakuasi WNI dari Yaman
Tujuh personel polisi berfoto bersama di ruangan konferensi pers Divisi Humas Polri, Rabu (1/4/2015). Mereka adalah utusan Polri yang bergabung dengan tim dari Kementerian Luar Negeri dan TNI yang akan berangkat ke Yaman untuk mengevakuasi warga negara Indonesia dari wilayah perang.Dari tujuh polisi tersebut, dua di antaranya merupakan polisi wanita (polwan). Mereka adalah Kepala Subbidang Kedokteran Forensik Pusdokes Polri AKBP Lisda Cancer serta Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak di Baharkam Polri, Kompol Elia Susanti.
Lantas, apa tugas keduanya selama berada di Yaman?
"Tugas saya membantu masalah kesehatan WNI di sana sampai ke Tanah Air," ujar Lisda saat berbincang dengan wartawan di ruangan konferensi pers Divisi Humas Polri, Rabu.
Lisda mengatakan, berdasarkan informasi yang didapat sebelum diberangkatkan, WNI terbagi di dua titik pengungsian. Biasanya persoalan gangguan kesehatan pasti muncul di kamp pengungsian. Oleh sebab itu, Lisda membawa obat-obatan, mulai dari peralatan P3K hingga obat-obatan berbagai penyakit.
Menurut Lisda, tugasnya tersebut tak lain untuk mempercepat proses evakuasi WNI dari Yaman kembali ke Tanah Air. Peran polwan, kata dia, dalam tugas kali ini cukup penting. Sebab, Yaman memiliki kebudayaan islami yang cukup kental, yaitu perempuan dan laki-laki yang bukan suami istri tak boleh saling bersentuhan. Oleh sebab itu, keberadaan polwan untuk mengurus WNI perempuan.
"Saya bangga, di antara polwan-polwan yang ada, saya yang ditunjuk. Saya akan bekerja dengan sungguh-sungguh," ujar Lisda.
Misi pertama
Sementara bagi Kompol Elia Susanti, tugas kali ini mempunyai tantangan tersendiri. Tantangannya bukan lantaran mesti meninggalkan kedua anaknya yang masih bocah. Akan tetapi, Lisda baru pertama kali mendapatkan tugas melakukan evakuasi dari wilayah perang.
"Kalau misi perdamaian dan perlindungan, ya saya pernah ke Arab Saudi dan Jepang. Cuma kalau misi evakuasi dari konflik, ini jelas yang perdana," ujar dia.
Perempuan yang akrab disapa Santi ini mengaku, misi evakuasi WNI dari Yaman ini didapatnya secara mendadak, yakni pada Senin (30/3/2015) lalu. Otomatis, dia hanya mempunyai satu hari untuk persiapan. Namun, Santi mengaku siap-siap saja menjalankan tugas tersebut.
"Ini tantangan bagi saya. Kita lihat saja nanti hasilnya. Mudah-mudahan kami berhasil," ujar Santi.
Ketua Satgas misi tersebut, Kombes Krishna Murti, menjelaskan, tujuh orang polisi yang diutus dibagi ke dalam dua wilayah penugasan, yaitu kota Sana'a, Yaman; dan Salalah, Oman. Tim akan memeriksa kondisi WNI di dua titik itu.
Timnya akan masuk ke Yaman melalui kota Al Hudaida, sekitar 300 kilometer dari pusat kota Sana'a. Dari sana, tim akan menyisir hingga ke Salalah. Setelah mengumpulkan WNI, TNI telah menyiapkan sejumlah pesawat untuk mengangkut WNI tersebut ke Tanah Air.
"Mudah-mudahan operasi ini berhasil. Karena alhamdulillah, sampai saat ini Indonesia masih diterima oleh dua faksi yang berkonflik," ujar Krishna.
Post a Comment