Gorbachev: Aspirasi Rakyat Crimea Jangan Dibalas Sanksi
Mantan pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, Senin (18/3/2014), mengatakan bahwa referendum Crimea mengoreksi kesalahan yang dibuat pada masa Uni Soviet.Oleh karena itu, lanjut Gorbachev, keinginan rakyat Crimea tak selayaknya dibalas dengan pemberian sanksi untuk Rusia.
"Dulu Crimea digabungkan dengan Ukraina di bawah hukum Soviet, lebih tepatnya hukum partai (komunis), tanpa meminta persetujuan rakyat. Kini rakyat memutuskan untuk mengoreksi kesalahan itu. Hal ini seharusnya disambut, bukan dijatuhi sanksi," kata Gorbachev seperti dikutip kantor berita Interfax.
Gorbachev menegaskan, referendum Crimea adalah cerminan aspirasi rakyat kawasan itu, dan dia mengkritik penggunaan sanksi terhadap Rusia sebagai upaya "pembalasan" atas pengakuan referendum.
"Pemberian sanksi untuk sebuah negara harus memiliki alasan yang sangat serius. Sanksi itu pun harus ditegakkan oleh PBB," ujar Gorbachev.
"Keinginan rakyat Crimea untuk bergabung kembali dengan Rusia bukanlah alasan yang kuat," ujar pemimpin terakhir Uni Soviet itu.
Dalam referendum yang digelar pada Minggu (16/3/2014), sebanyak 96 persen warga setuju jika Crimea kembali bergabung dengan Rusia. Hanya sekitar empat persen yang ingin Crimea tetap berada di bawah Ukraina.
Post a Comment