Warga Indonesia di Swiss, Unjuk Rasa Dukung Satinah

»,, || Leave a comments

Warga Indonesia di Swiss, Unjuk Rasa Dukung Satinah

Solidaritas terhadap Satinah,  TKI yang akan menjalani hukuman pancung di Arab Saudi, juga terjadi di Swiss. Sekitar sepuluh orang Indonesia yang menetap di negeri itu, melakukan unjuk rasa di depan gedung Human Right Watch, Geneva, Swiss, Rabu (2/4/2014), siang.
 

"Sekecil apapun, kami ingin memberikan dukungan moral kepada Satinah dengan cara ini," kata Nanang, salah satu pengunjul rasa.

Unjuk rasa yang berlangsung damai itu, bahkan diselingi aksihappening art, cukup menarik perhatian pejalan kaki yang  lalu lalang di pinggiran Danau Jenewa. Sebagian berhenti sebentar, sebagian tidak begitu peduli, beberapa di antaranya sempat memotret puluhan anak muda ini.

"Kami prihatin dengan nasib Satinah, juga jutaan nasib buruh migran yang teraniaya di perantauan," kata Sigit Susanto. 

Laki laki paruh baya yang menetap di provinsi Zug, Swiss Tengah ini, geram melihat reaksi pemerintah Indonesia yang kurang peduli terhadap pahlawan devisa ini. "Mudah mudahan tekanan kami dari Swiss ini membuahkan hasil," imbuhnya.

Puluhan demonstran itu membentang spanduk besar bertuliskan "Save Satinah", "Stop Modern Slavery" dan "Death Penalty Is Against Human Right". Selain itu, mereka juga membagikan petisi yang berisi kecaman terhadap pemerintah Arab Saudi. Kedutaan besar Arab Saudi di Bern juga mendapat petisi serupa.

Salh seorang warga Indonesia yang tinggal di Swiss, Krisna Diantha, melaporkan, dalam aksi happening art, para pengunjuk rasa membacakan puisi dan teater jalanan yang menyindir kekerasan yang dilakukan juragan di Arab Saudi terhadap buruh migran di Arab dengan iringan gitar, kendang dan harmonica.

Setelah  sekitar satu jam berorasi di depang gedung Human Right Watch, mereka berpindah ke konsulat Arab Saudi di Geneva untuk menyerahkan petisinya. Dari sini, mereka kemudian berpindah lagi ke komplek perumahan kalangan diplomat di pinggiran Jenewa. Salah satunya adalah rumah bekas majikan Saniah, TKI yang juga pernah disiksa.

Geneva dipilih untuk unjuk rasa ini karena kota ini adalah kota paling internasional di Swiss. Di kota yang dibatasi danau indah ini, bermarkas ratusan lembaga internasional. 

"Jenewa juga kota yang paling banyak dikunjungi wisatawan Timur Tengah, sangat pas kalau demonstrasi disini ketimbang di kedubes Arab di Bern," ujar Nanang. 

Selain itu, di Jenewa juga paling banyak menetap buruh migran "alumni" Arab Saudi. Sedikitnya 50 orang buruh migran yang saat ini bekerja di Jenewa, adalah buruh migran yang pernah bekerja di Arab Saudi.
$[ 0 comments Untuk Artikel Warga Indonesia di Swiss, Unjuk Rasa Dukung Satinah]$

Post a Comment

 
|January»|»February»|»March»|»April»|»May»|»June»|»July»|»August»|»September»|»October»|»November»|»December|