Yakuza Tidak Suka Kebijakan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe
Setelah PM Jepang Shinzo Abe mengunjungi kuil Yasukuni 26 Desember 2013, ternyata popularitasnya anjlok di bawah 50 persen pertama kali sejak satu tahun dia berkuasa. Bukan hanya itu, ternyata para anggota Yakuza - mafia Jepang - juga tidak senang kepada Abe.Demikian ungkap penulis dan pengamat Yakuza, Tomohiko Suzuki mengungkapkan hasil surveinya akhir bulan Desember lalu terhadap 100 anggota Yakuza di Jepang kepada pers di Jepang.
"Dari 100 anggota Yakuza yang di survei, hanya 19 persen saja yang mendukung Abe dengan Abenomics-nya," papar Suzuki.
Mereka ini para anggota Yakuza baik dari kelompok Yamaguchi-gumi, Sumiyoshi-kai maupun Inagawa-kai. Yamaguchi-gumi adalah kelompok Yakuza terbesar di Jepang saat ini dan kedua kelompok lain adalah kelompok Yakuza yang terbesar di Kanto (Tokyo dan sekitarnya).
Menurutnya, sejak setahun terakhir ini, Abe mencoba meningkatkan inflasi agar roda perekonomian bangkit berjalan dengan Abenomics nya. Ternyata para anggota Yakuza hanya sedikit yang mendukungnya. Hanya 6 persen yang merasa ekonomi telah bengkit kembali di Jepang. Lalu 4% menyatakan ekonomi tahun ini (2013) lebih baik daripada tahun sebelumnya.
"Ekonomi Yakuza sebenarnya seperti bagian belakang pesawat terbang," tekan seorang anggota Yakuza di Tokyo berusia 56 tahun.
Untuk tinggal landas atau take off, maka Yakuza dengan ibarat sebagai ekor pesawat, menjadi yang terakhir meninggalkan tanah. Tetapi pada saat pesawat mendarat, ekor pesawat adalah yang pertama yang mendarat, menyentuh tanah, tekannya lagi.
Mengenai pembangkit listrik tenaga nuklir, seorang anggota Yakuza berusia 57 tahun mendukung Abe, "Negara Jepang ini tidak akan bisa lepas dari pembangkit nuklir jadi saya sangat mendukung kebijakan Abe," papar anggota Yakuza dari wilayah Tohoku yang ada di Jepang bagian Utara tempat terjadinya bencana alam 11 Maret 2011 lalu.
"Jadi apabila para anggota masyarakat yang memprotes mengenai penggunaan tenaga nuklir, "Ya sebaiknya mereka yang protes tidak usah lagi menggunakan listrik di rumahnya."
Sejak revisi UU Anti Yakuza yang terakhir diaktifkan mulai Oktober 2012 tersebut, para anggota Yakuza yang di survei merasakan keberatan sekali.
Siapa pun dilarang keras melakukan transaksi bisnis dengan para anggota Yakuza dan bahkan anggota Yakuza dilarang membukla rekening bank umum atau rekanan di bank kantorpos.
Sebanyak 98 persen menyatakan mereka mendapat dampak negatif dan sangat tidak senang atas UU Anti Yakuza tersebut.
"Dengan UU tersebut kita semua para anggota Yakuza tidak bisa menyewa mobil, tak bisa membeli mobil, tak bisa membetulkannya juga, apabila mereka tahu muka kita, kita sangat kesulitan hidup. Bahkan sampai rumah kita pun di tandai, jadi sulit semua," papar seorang anggota yakuza berusia 56 tahun di Tokyo.
Demikian dia mengeluh tak bisa bermain golf, "Apabila saya main golf dengan nama samaran atau nama palsu saya salah, kalau pakai nama asli tentu saja tak akan bisa main golf, jadi hidup kita benar-benar sulit saat ini," tambahnya lagi.
Post a Comment